BULETIN K3 EDISI 2 MEI 2012

BEKERJA DENGAN SISTEM SHIFT
Beberapa jenis pekerjaan baik industri yang menghasilkan barang maupun pelayanan jasa antara lain rumah sakit, media massa, perusahaan transportasi, petugas keamanan memerlukan pelayanan 24 jam sehingga karyawan yang bekerja selain dalam jam kerja reguler ada pula yang diberlakukan dalam sistem kerja shift. Shift kerja dapat diartikan sebagai pembagian dalam waktu jam yang meliputi kerja pagi , sore dan malam yang dilaksanakan oleh pekerja guna memenuhi dan meningkatkan produksi dan kepentingan individu/ masyarakat.
Sistem rotasi shift bisa beragam tergantung dari kebutuhan dan spesifikasi pekerjaan yang dilakukan. Di Amerika terdapat dua rotasi shift yaitu rotasi tiap minggu (fast) atau tiap bulan (slow), sedangkan di Eropa yang disebut rotasi cepat perubahan shift tiap 2-3 hari dan rotasi tiap minggu disebut rotasi lambat. Sedangkan di Indonesia terdapat sistem rotasi metropolitan rotation (pagi-pagi-siang-siang-malam-malam-libur-libur), continental rotation (pagi-pagi-siang-siang-malam-malam-malam-libur-libur) atau sistem 4 orang siklus 32 jam. Ataupun bisa juga kombinasi dari sistem rotasi tersebut.
Shift kerja dapat menimbulkan permasalahan pada kesehatan antara lain bisa menimbulkan gangguan tidur, gangguan kesehatan fisik dan psikologi atau gangguan sosial dan meningkatkan resiko kecelakaan. Secara umum manusia melakukan aktivitas pada siang hari dan istirahat atau tidur pada malam hari. Kehidupan seperti ini mengikuti pola jam biologik yang disebut circadian rhythms (irama circadian). Bila kita bekerja shift maka circadian rhytms juga ikut terganggu yang bisa berakibat terganggunya pola tidur dan mempengaruhi berbagai fungsi tubuh. Pekerja dengan shift juga akan kehilangan 15-20% waktu tidur total.
Dengan adanya perubahan tubuh karena sistem shift tersebut maka hal- hal berikut harus diperhatikan oleh pihak manajemen maupun pekerja shift :
  1. Budayakan gaya hidup yang sehat sehingga tubuh lebih fit. Tubuh yang bugar akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi/ stress yang dialami.
  2. Perhatikan agar waktu istirahat harus cukup dan berkualitas. Kadangkala tuntutan pekerjaan rumah tangga diluar waktu kerja sangat banyak, sehingga kondisi tubuh lelah pada saat harus bekerja shift.
  3. Usia pekerja yang sudah melebihi 50 tahun dianjurkan untuk tidak bekerja dalam sistem shift lagi karena kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan irama circadian sudah menurun.
  4. Pada saat akan bekerja pada shift malam usahakan istirahat/ tidur dulu sebelumnya. Waktu istirahat jangan terlalu dekat dengan waktu keberangkatan kerja,karena konsentrasi dan perhatian belum pulih ketika harus melakukan perjalanan menuju tempat kerja.
  5. Pada saat jaga shift malam dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan / minuman yang bergizi pada waktu tengah shift untuk menjaga stamina. Sebaiknya dihindari minum kopi karena akan memacu denyut jantung berlebihan pada saat harus melakukan pekerjaannya.
  6. Sedapat mungkin hindari jaga shift malam lebih dari 3 malam berturut- turut, karena kelelahan bisa bersifat akumulatif sehingga kewaspadaan kerja akan berkurang dan meningkatkan resiko kecelakaan kerja atau kesalahan tindakan.
  7. Setelah menjalani shift malam usahakan dapat istirahat/tidur dengan kualitas yang baik, misal ruangan tidur tidak dalam keadaan terang, hindarkan dari kebisingan dan kurangi aktivitas yang melelahkan.
  8. Usahakan agar kehidupan sosial tidak terganggu dengan kondisi kerja shift, tetap bisa berinteraksi sosial dengan lingkungan dan menyesuaikan waktu jaga shift dengan sebaik- baiknya.
  9. Beri pengertian kepada keluarga kita tentang sistem kerja shift dan pentingnya istirahat dan pola hidup yang sehat, karena dukungan keluarga akan sangat membantu fisik maupun mental pada saat bekerja shift.
  10. Ciptakan suasana kerja yang nyaman diantara tim kerja sehingga akan mengurangi beban fisik maupun psikis saat bekerja dengan sistem shift.
Demikianlah beberapa tips yang semoga bermanfaat bila dilaksanakan. Dengan harapan semoga semua karyawan rumah sakit dapat bekerja dengan sehat, aman dan nyaman, apapun jenis  pekerjaannya.(RG/UK3)


Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Saat Bekerja 
Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, APD didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
Hirarki pengendalian bahaya disemua tempat kerja adalah sebagai berikut:

1. Eliminasi, merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya.

2. Substitusi, mengganti bahan/alat berbahaya dengan yang lebih aman.

3. Engineering control, artinya bahaya diisolasi agar tidak kontak dengan pekerja.

4. Administrative control, artinya bahaya dikendalikan dengan menerapkan instruksi kerja atau penjadualan kerja untuk mengurangi paparan terhadap bahaya.

5. APD, artinya pekerja dilindungi dari bahaya dengan menggunakan alat pelindung diri.

Jadi sebenarnya penggunaan alat pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir.

Jenis-jenis Alat Pelindung Diri

APD diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena bahaya.

1. Mata, sumber bahaya: cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder, proyektil, gas, uap dan radiasi.

APD: safety spectacles, goggle, faceshield, welding shield.

2. Telinga, sumber bahaya: suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.
APD: ear plug, ear muff, canal caps.

3.   Kepala, sumber bahaya: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda berputar. APD: helmet, bump caps

4. Pernapasan, sumber bahaya: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).
APD: respirator, breathing apparatus.

5. Tubuh, sumber bahaya: temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair, semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, debu terkontaminasi.
APD: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.
APD: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.

6. Kaki sumber bahaya: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia dan logam cair, aberasi. APD: safety shoes, safety boots, legging.

Sebelum memutuskan jenis APD yang harus kita gunakan, lakukan terlebih dahulu identifikasi bahaya dan penilaian resiko dari suatu pekerjaan, proses atau aktifitas. Tinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa kita identifikasi. Jangan memutuskan hanya berdasarkan perkiraan.[Ro/UK3]





Enam Tanda Anda Tidak Nyaman dengan Pekerjaan

Mengejar kesuksesan karir sangat penting dalam kehidupan selain mendapatkan penghasilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan, juga dapat memberikan kepuasaan batin. Ketika Anda merasa nyaman dengan pekerjaan yang dijalankan, maka akan lebih bersemangat dalam menghabiskan hari-hari Anda di tempat kerja. Sebaliknya, ketika Anda tidak merasa nyaman dengan pekerjaan, akan terlihat dalam sikap Anda. Dengan mengetahui tanda-tanda jika merasa kurang nyaman dengan pekerjaan, maka anda dapat melakukan introspeksi diri. Dilansir dari All Women Talks, berikut enam tanda karyawan tidak nyaman dengan pekerjaannya.
1. Merasa terpaksa pergi ke tempat kerja

Ketika setiap pagi Anda merasa sangat malas untuk pergi ke tempat kerja dan berharap ijin sakit setiap pagi.

2. Performa Anda kurang baik
Jika Anda merasa tidak bisa bekerja dengan baik dan kurang bersemangat maka itu salah satu tanda anda tidak menikmati pekerjaan.

3. Sering mengeluh tentang pekerjaan
Terus-menerus mengeluh tentang pekerjaan berarti anda merasa tidak menikmati pekerjaan saat ini.

4. Masuk terlambat dan pulang lebih awal
Kurangnya motivasi dalam pekerjaan biasa terlihat dari keterlambatan dan pulang lebih awal. Ini berarti Anda tidak menikmati apa yang Anda kerjakan.

5. Menghabiskan waktu di kantor dengan membuka situs jejaring sosial seharian
Jika Anda hanya browsing Facebook, Twitter dan Online shop seharian, maka Anda tidak peduli dan sangat kurang termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan.
6. Tidak merasa tertantang
Beberapa orang merasa termotivasi ketika mereka memiliki tantangan. Jika Anda tidak merasa tertantang dengan pekerjaan saat ini berarti akan mengurangi kepuasan dalam bekerja. (Ro/UK3).

No Response to "BULETIN K3 EDISI 2 MEI 2012"

Posting Komentar