Shift kerja dan jam biologis tubuh manusia

Dalam dunia kerja sering dijumpai sistem kerja rotasi atau shift. Dunia kerja yang menggunakan sistem ini diantaranya industri terutama manufaktur (pabrik) yang mengharuskan produksi berjalan selama 24 jam, bidang kesehatan seperti rumah sakit yang mengharuskan berjalan selama 24 jam, dan tempat-tempat kerja lainnya yang aktivitasnya berlangsung 24 jam. Shift kerja mengharuskan pekerja mengalami giliran kerja di malam hari. Hal ini berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karena tubuh manusia sebenarnya tidak ‘dirancang’ untuk bekerja pada malam hari. Mengapa manusia tidak optimal untuk bekerja di malam hari? Jawabannya adalah karena tubuh manusia memiliki jam biologis tubuh manusia atau ritme circadian.
Tayyari dan Smith (1997) mendefinisikan ritme circadian sebagai proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu selama 24 jam. Senada dengan definisi tersebut, Rosa dan Colligan (1997) mendefinisikan ritme circadian sebagai suatu ritme tubuh yang ”ups” dan ”down” yang secara teratur dalam rentang waktu kurang lebih 24 jam. Fungsi-fungsi tubuh yang dimaksud antara lain suhu badan, tingkat metabolisme, kesiagaan, detak jantung, tekanan darah, pola tidur-bangun, kemampuan mental, dan komposisi kimia tertentu pada tubuh. Secara umum fungsi-fungsi tubuh tersebut akan meningkat atau sangat aktif pada siang hari tetapi akan menurun atau tidak aktif pada malam hari. Masa selama siang hari disebut sebagai fase ergotropic dimana kinerja manusia berada pada puncaknya, sedangkan masa malam hari disebut fase trophotropic dimana terjadi proses istirahat dan pemulihan tenaga.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ritme circadian menjadi dasar fisiologis dan psikologis pada siklus tidur dan bangun harian. Ini berarti fungsi dan tahapan fisiologis dan psikologis memiliki suatu ritme yang tertentu selama 24 jam sehari, sehingga ritme circadian seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti perubahan shift kerja. Dengan terganggunya ritme circadian pada tubuh pekerja akan terjadi dampak pada pekerja seperti gangguan gastrointestinal, gangguan pola tidur dan gangguan kesehatan lain. Selengkapnua mengenai ritme circadian / jam bilogis tubuh manusia klik disini.
Sekali lagi, manusia tidak ideal untuk bekerja pada malam hari karena mempengaruhi perubahan ritme circadian dimana mempengaruhi fungsi fisiologis yang berhubungan dengan kapasitas performance kerja. Penelitian menunjukkan bahwa kerja shift (kerja malam) merupakan sumber utama dari stress bagi para pekerja pabrik (Monk dan Tepas, 1985). Ketidakcocokan antara waktu kerja dengan ritme circadian ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, keselamatan kerja, dan aspek sosial, antara lain:
1. Kelelahan kronis, yaitu perasaan lelah yang sangat hebat yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya penyakit lain serta penurunan motivasi kerja. Selain itu, gangguan ini juga menyebabkan terjadinya penurunan selera makan
2. Masalah gastrointestinal (pencernaan), seseorang yang bekerja pada malam hari memiliki kecenderungan untuk menderita gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan adanya ritme circadian yang turun naik sehingga menciptakan kesulitan pada lambung untuk mencerna makanan pada malam hari.
3. Meningkatkan risiko penyakit jantung. Seseorang yang bekerja pada shift malam biasanya mengkonsumsi makanan rendah gizi, kebiasaan merokok meningkat serta tekanan-tekanan pada jantung akibat aktivitas berat di malam hari.
Oleh karena itu manajemen shift kerja harus benar-benar diperhatikan. Risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada shift kerja harus benar-benar diminimalisir. Sudah banyak referensi dan penelitian mengenai shift kerja yang baik tetapi tidak akan dijelaskan disini, namun ada satu hal yang akan ditekankan disini bahwa seperti halnya ukuran antropometri setiap individu yang berbeda-beda, tipe ritme circadian setiap individu itu juga berbeda. Ada dua tipe circadian, yaitu tipe siang (morningness) dan tipe malam (eveningness), selengkapnya disini. Sesuai dengan prinsip ergonomi ‘fit the job to the man’, sebenarnya akan lebih baik jika waktu kerja juga disesuaikan dengan tipe masing-masing individu ini.

No Response to "Shift kerja dan jam biologis tubuh manusia"

Posting Komentar